Menenggelamkanku pada Renungan
Pemandangan di suatu desa tampak
berbeda dari biasanya. Beberapa desa
yang bersangkutan terkena dampak proyek sebuah pembangun Nasional. Saya
mengunjungi keluarga di desa tersebut. Beberapa hari memperhatikan aktivitas
para warga sekitar. Hari itu, para warga tengah disibukan dengan ‘pengusiran’
untuk segera meninggalkan tempat yang telah menjadi milik negara. Hampir semua
warga sibuk meruntuhkan bangunannya, kemudian segera membangun di tempat lain.
Satu hal yang menjadi perhatian saya, ketika sesama tetangga tidak saling membantu, mereka sibuk
dengan urusan masing-masing, bahkan sesama saudara saja dapat dikatakan tidak
saling peduli. Hanya sekedar sapa saja.
Peristiwa tersebut membuat saya merenung tentang “kesibukan” yang akan
melupakan kebersamaan.
Itu hanya kesibukan di dunia.
Sahabatku, akan datang satu masa dimana kita melupakan sanak saudara, ibu,
ayah, anak, suami atau istri, teman dan semua orang yang kita cintai. Pada hari
kita menghadap pengadilan yang Maha Adil. Tidak seorangpun dapat menanggung
dosa orang lain. Kita menghadap yang Maha Adil hanya seorang diri. Pada hari
itu semua insan disibukkan dengan
dirinya sendiri, tidak memikirkan nasib oang lain.
”Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amal mereka, sedang
mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya)”.(Qs. Al-Anbiya;1)
“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu
pada hari berhisab”. (Qs. Sad; 53)
“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi
balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini.
Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya”.(Qs. Ghafir; 17).
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku
dan ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab(hari
kiamat)”. (Qs. Ibrahim;41)
Gambaran ini membuatku merenung akan sebuah pertanggungjawaban yang akan
dihadapi suatu masa yang tidak diragukan lagi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar