Elegant Rose - Working In Background Coretan NiiFiYa: Jalan Dakwah Saat Kau Memilih Cinta

Jumat, 10 Juni 2016

Jalan Dakwah Saat Kau Memilih Cinta



J

Jalan Dakwah
Saat Kau Memilih Cinta
…Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,
Maka cinta yang lain hanya upaya menunjukan cinta pada-Nya,
Pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki
Selamanya memberi yang bisa kita berikan,
Selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai
( M. Anis Matta)

Sahabatku Fillah…
Cinta kepada mahkluk hendaknya mengantarkan kita pada Allah. Rindu kepada mahkluk hendaknya mendekatkan kita pada sang pemiliki Cinta yang hakiki. Seringkali kita dilalaikan oleh cinta semu yang dianggap suci, tapi hakikatnya ia menodai kemurnian cinta kita pada Allah.
Kita lebih banyak merasakan damai ketika bersama dengan orang yang dicintai, bukan damai ketika berdua dan bersua dengan Allah dikeheningan malam. Tidak bisa dipungkuri, terkadang hati ini sering kali lebih rindu pada seseorang yang dicintai, daripada merindukan panggilan Allah dalam berjihad di jalan-Nya
Ya Allah…
Maafkanlah atas kelalailah jiwa kami dalam melangkah menyeru kebaikan di Jalan-Mu
Maafkanlah kemunafikan diri kami dalam memaknai cinta-Mu yang hakiki
Kami  seringkali dilalaikan dengan hembusan-hembusan angin kesejukan yang melenakan atas nama cinta
Membuat kami melupakan bahwa sesungguhhnya Engkau lah sang penggenggam waktu dan hati
Ya Rahman…
Dalam lemah diri ini bersujud
Menghadap-Mu ketika lelah menghampiri
Menangis dihadapan-Mu ketika beban dihati tiada sanggup memikulnya
Lantas, ketika Kau kembalikan semuanya
Kami dengan mudahnya melupakan-Mu
Kembali melukis lembaran maksiat
Sungguh tiada kebaikan terindah selain keRidhaan-Mu
Ya Lattif…
Kelembutan warna-warna hikmah yang tersembuyi disetiap masalah
Engkau menyapa kami tanda kasih-Mu pada setiap hamba-Nya
Berikanlah kami kemampuan untuk tetap bertahan
Dalam keistiqomahan, menegakkan kebenaran

Kata dan Cinta
tetapi kata dapat mengubah jiwa manusia dan sesungguhnya, pada jiwa yang berubah terletak perubahan yang niscaya bagi dunia dan kehidupan.
( M. Fauzil’Adhim, Inspiring Words for Writers)
Sahabatku…
Berapa banyak orang yang terjebak dengan kata-kata cinta. Hingga ia seakan melumpuhkan seluruh syaraf untuk berfikir. Sebesar itukah dasyatnya sebuah kata yang mempengaruhi jiwa seseorang?. Dengan kata-kata jua tersampaikan segala maksud hati. Namun, dijalan para pecinta sejati yang hakiki, sesungguhnya kata-katanya adalah penyeru kebenaran yang menyeru pada Illahi. Untain huruf  yang  dituangkannya menjadi kata-kata inspirasi bagi yang membaca bukan untuk melenakan dan menjauhkannya dari kenyataan.
Apakah kata cinta selalu harus identik dengan sebuah kebersamaan? Tentang sebuah cerita kasih sayang? Seorang lelaki dan wanita yang mengurai seikat janji bersama di pinggir kolam saat senja? Ataukah cinta itu terungkap pada sekotak coklat dan setangkai bunga tanpa duri? Entahlah yang mana jawabnnya. Kita diberi kebebasan untuk memaknai setiap kata cinta, bagaimana jika kita sekarang  menciptakan suasana yang lebih indah dari sekedar itu.
Cinta di Jalan Dakwah!
Lantas apa yang indah dari kata itu? Bagi kita yang sekarang mengemban tugas dakwah sesungguhnya kecintaan kita pada aktivitas dakwah adalah sebuah kecintaan istimewa, sebuah rasa yang tidak mampu terlukis dengan coretan tinta di setiap lembarnya. Sebuah kebersamaan yang membawa kedamaian ketika kita mampu bersamanya setiap saat.
Jika cinta telah merasuk dalam jiwa sebuah lingkar dakwah, maka jalan penuh duri seumpama hamparan bunga lili, atau bahkan seringkali kita temui sebuah prinsip “Gunungkan didaki, samuderakan diseberangi” sesungghnya itu sebuah pengorbanan nyata dari seorang kekasih untuk aktivitasnya. Bahkan seringkali demi sebuah dakwah, kita mampu untuk mengorbankan jiwa kita sendiri. Itulah demi kekasih.
…..bila cinta memanggilmu, ikutilah dengannya meski jalan yg kalian tempuh terjal dan berliku
…dan bila sayap-sayapnya merangkulmu,
Pasrah dan menyerahlah meski pedang tersembunyi dibalik sayap itu akan melukaimu
-Kahlil Gibran-

Sungguh indah sahabat, kecintaan kita pada kekasih dengan ketulusan itu. Yakni bukan hanya sekedar kata, “aku berjuang di Jalan Dakwah” , tapi  sungguh menyerah pada keadaan yang mengajak kita untuk melangkah mengikuti jalan sang kekasih. Walaupun tidak pernah tahu bahwa  hambatan, cacian, rintangan, semua itu akan melukai kita. Bahkan sayap-sayap halus yang kita lihat sebagai peluang jalan dakwah, kini menyimpan tusukan yang menyakitkan. Tapi “ketulusan itu tak akan pernah mengenal penyesalan!”.
Dua Hati, Satu Tujuan
Sahabatku…
Ketika kita dihadapkan  pada dua pilihan, maka sudah tentu hanya satu keputusan yang kita ambil. One Time One Chooise.
Sekarang disaat kita berbicara pada pilihan sebuah hati, maka cinta yang manakah yang akan kita dahulukan? jawabannya hanya ada satu dari sekian pilihan yang disediakan. Setiap orang tentu mempunyai prioritas untuk menjadikan tingkatan cintanya. Sudah selayaknya bagi kita yang merasa seorang Muslim, Allah tidak ada pilihan lain untuk dijadikan pilihan pertama  dan utama yang bertahta dihati. Rasulullah Saw pun jua menjadi pilihan utama yang ditempatkan dihati kita menjadi orang yang utama untuk mendapatkan posisi dihati  kita. Saat cinta harus memilih, katakanlah ‘‘Aku Memilih Cinta di Jalan Dakwah’’.

Tidak ada komentar :