J
Jalan Dakwah
Saat
Kau Memilih Cinta
…Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,
Maka cinta yang lain hanya upaya menunjukan cinta pada-Nya,
Pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki
Selamanya memberi yang bisa kita berikan,
Selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai
( M. Anis Matta)
Sahabatku Fillah…
Cinta kepada mahkluk hendaknya
mengantarkan kita pada Allah. Rindu kepada mahkluk hendaknya mendekatkan kita
pada sang pemiliki Cinta yang hakiki. Seringkali kita dilalaikan oleh cinta
semu yang dianggap suci, tapi hakikatnya ia menodai kemurnian cinta kita pada
Allah.
Kita lebih banyak merasakan damai ketika
bersama dengan orang yang dicintai, bukan damai ketika berdua dan bersua dengan
Allah dikeheningan malam. Tidak bisa dipungkuri, terkadang hati ini sering kali
lebih rindu pada seseorang yang dicintai, daripada merindukan panggilan Allah
dalam berjihad di jalan-Nya
Ya Allah…
Maafkanlah atas kelalailah jiwa kami dalam melangkah menyeru
kebaikan di Jalan-Mu
Maafkanlah kemunafikan diri kami dalam memaknai cinta-Mu yang
hakiki
Kami seringkali dilalaikan
dengan hembusan-hembusan angin kesejukan yang melenakan atas nama cinta
Membuat kami melupakan bahwa sesungguhhnya Engkau lah sang
penggenggam waktu dan hati
Ya Rahman…
Dalam lemah diri ini bersujud
Menghadap-Mu ketika lelah menghampiri
Menangis dihadapan-Mu ketika beban dihati tiada sanggup memikulnya
Lantas, ketika Kau kembalikan semuanya
Kami dengan mudahnya melupakan-Mu
Kembali melukis lembaran maksiat
Sungguh tiada kebaikan terindah selain keRidhaan-Mu
Ya Lattif…
Kelembutan warna-warna hikmah yang tersembuyi disetiap masalah
Engkau menyapa kami tanda kasih-Mu pada setiap hamba-Nya
Berikanlah kami kemampuan untuk tetap bertahan
Dalam keistiqomahan, menegakkan kebenaran
Kata dan Cinta
…tetapi
kata dapat mengubah jiwa manusia dan sesungguhnya, pada jiwa yang berubah
terletak perubahan yang niscaya bagi dunia dan kehidupan.
( M. Fauzil’Adhim, Inspiring Words for Writers)
Sahabatku…
Berapa banyak orang yang terjebak
dengan kata-kata cinta. Hingga ia seakan melumpuhkan seluruh syaraf untuk
berfikir. Sebesar itukah dasyatnya sebuah kata yang mempengaruhi jiwa
seseorang?. Dengan kata-kata jua tersampaikan segala maksud hati. Namun,
dijalan para pecinta sejati yang hakiki, sesungguhnya kata-katanya adalah
penyeru kebenaran yang menyeru pada Illahi. Untain huruf yang
dituangkannya menjadi kata-kata inspirasi bagi yang membaca bukan untuk
melenakan dan menjauhkannya dari kenyataan.
Apakah kata cinta selalu harus identik
dengan sebuah kebersamaan? Tentang sebuah cerita kasih sayang? Seorang lelaki
dan wanita yang mengurai seikat janji bersama di pinggir kolam saat senja?
Ataukah cinta itu terungkap pada sekotak coklat dan setangkai bunga tanpa duri?
Entahlah yang mana jawabnnya. Kita diberi kebebasan untuk memaknai setiap kata
cinta, bagaimana jika kita sekarang
menciptakan suasana yang lebih indah dari sekedar itu.
Cinta di Jalan
Dakwah!
Lantas apa yang indah dari kata itu?
Bagi kita yang sekarang mengemban tugas dakwah sesungguhnya kecintaan kita pada
aktivitas dakwah adalah sebuah kecintaan istimewa, sebuah rasa yang tidak mampu
terlukis dengan coretan tinta di setiap lembarnya. Sebuah kebersamaan yang
membawa kedamaian ketika kita mampu bersamanya setiap saat.
Jika cinta telah merasuk dalam jiwa sebuah
lingkar dakwah, maka jalan penuh duri seumpama hamparan bunga lili, atau bahkan
seringkali kita temui sebuah prinsip “Gunungkan didaki, samuderakan
diseberangi” sesungghnya itu sebuah pengorbanan nyata dari seorang kekasih
untuk aktivitasnya. Bahkan seringkali demi sebuah dakwah, kita mampu untuk
mengorbankan jiwa kita sendiri. Itulah demi kekasih.
…..bila cinta memanggilmu, ikutilah dengannya meski jalan yg kalian
tempuh terjal dan berliku
…dan bila sayap-sayapnya merangkulmu,
Pasrah dan menyerahlah meski pedang tersembunyi dibalik sayap itu
akan melukaimu
-Kahlil Gibran-
Sungguh indah sahabat, kecintaan
kita pada kekasih dengan ketulusan itu. Yakni bukan hanya sekedar kata, “aku
berjuang di Jalan Dakwah” , tapi sungguh
menyerah pada keadaan yang mengajak kita untuk melangkah mengikuti jalan sang
kekasih. Walaupun tidak pernah tahu bahwa
hambatan, cacian, rintangan, semua itu akan melukai kita. Bahkan
sayap-sayap halus yang kita lihat sebagai peluang jalan dakwah, kini menyimpan
tusukan yang menyakitkan. Tapi “ketulusan itu tak akan pernah mengenal
penyesalan!”.
Dua Hati, Satu Tujuan
Sahabatku…
Ketika kita dihadapkan pada
dua pilihan, maka sudah tentu hanya satu keputusan yang kita ambil. One Time
One Chooise.
Sekarang disaat kita berbicara pada pilihan sebuah hati, maka cinta
yang manakah yang akan kita dahulukan? jawabannya hanya ada satu dari sekian
pilihan yang disediakan. Setiap orang tentu mempunyai prioritas untuk
menjadikan tingkatan cintanya. Sudah selayaknya bagi kita yang merasa seorang
Muslim, Allah tidak ada pilihan lain untuk dijadikan pilihan pertama dan utama yang bertahta dihati. Rasulullah Saw
pun jua menjadi pilihan utama yang ditempatkan dihati kita menjadi orang yang
utama untuk mendapatkan posisi dihati
kita. Saat cinta harus memilih, katakanlah ‘‘Aku Memilih Cinta di Jalan
Dakwah’’.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar