Elegant Rose - Working In Background Coretan NiiFiYa: Lebih baik Maafkanlah! Meski tidak dapat Melupakan

Selasa, 21 Juni 2016

Lebih baik Maafkanlah! Meski tidak dapat Melupakan



Lebih baik Maafkanlah! Meski tidak dapat Melupakan
Para Pecinta sejati tak suka berjanji,
Tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai,
Maka akan segera membuat rencana untuk memberi.
( M. Anis Matta)

Percayakah pada sebuah angin yang mampu membawa butiran pasir digurun?
Yah…kadang harus seperti itulah sikap ini menempatkan kesalahan orang lain yang dilakukan pada kita, melukis kisah itu hanya sebatas diatas hamparan pasir, agar ketika angin meniupnya, lukisan itu akan terbawa pergi  dan jejak-jejaknya hilang, tiada lagi terlukis.
 Sejenak kita renungkan The Inspiring Words, kita belajar bagaimana Allah memaafkan setiap kesalahan hamba-Nya
Drawing on Sand
One day, I was bored and dull, I walked by the sandy beach.
I took and stick and began to draw, on the sand that’s within reach
            But then the sea’s waves came by, and washes my picture away
So I drew again and again, but the waves washed them away
I knew my picture were ugly, I knew I shouldn’t draw
But the waves just washed away, to smoothen the ugly floor
                        O Allah, The Most Gracious
                        O Allah, The Most Kind
                        O Allah who Washed away,
                        The sins of Mankid
No matter how many times, I draw on sand with sinfulness
You, Allah, washed them away, with sea-waves of Forgiveness
 Masya Allah
Setiap orang mempunyai masalalu. Masalalu yang berwarna. Mungkin disakiti, dikhianati, dibohongi, dilecehkan,  dan lain sebagainya. Tentu hal-hal yang membuat hati terasa sakit. Tapi jangan terpaku pada masa lalu, karena kita hidup detik ini.  Hidup yang akan kita jalani adalah satu detik yang akan datang bukan sekian lama dimasa lalu. Siapapun seseorang dimasalalu dan bagaimanapun sikapnya, tapi kita mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi yang lebih baik dihari ini dan dimasa yang datang. Pilihanmu dimasa yang akan datang, akan terbentuk dari keputusan-keputusanmu dihari ini.
Maka  jangan sia-siakan waktu yang bisa kita gunakan untuk memperbaiki diri,  dengan menyibukan mengingat kejadian masa lalu yang meyakitkan, justru hanya akan membuatmu terhenti untuk melangkah lebih jauh.
Tidak ada salahnya ketika kita membuka lembaran yang telah ditutup dimasa itu. Bahkan ketika kita mengingatnya dengan rasa sakit yang sama. Maafkanlah meski tidak seutuhya mampu melupakan.
Seiring dengan berjalannya waktu, ketika embun pagi itu telah berganti, mentari menyinari dengan sinarnya yang menghangatkan, dan malam kembali dengan ketenangannya, bukankan itu artinya kita juga mempunyai moment untuk mengganti hari kita.
Saat kita berbicara tentang sebuah masalalu   yang menyakitkan  dan  saat itu kita merasa “sakit hati’ lalu menyebutkan masa lalu yang menyakitkan. Apapun bentuk peristiwa yang dialaminya namun sebuah tema yang sama yakni tentang masa lalu yang menyakitkan. Kata menyakitkan sesungguhya kita sendiri yang mengatakannya  dan membuat slogan “menyakitkan” makanya menjadilah ia masa lalu yang menyakitkan, lalu didapatlah  sebuah kata yang kita kenal “penyesalan”. Tidak sedikit orang yang terus mengungkit masa lalu dan menjadikannya alasan untuk terus menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada dirinya. Padahal, jika saja kita mau untuk meluangkan waktu sejenak, berdiam diri memutar kembali episode masa lalu  dan merubah semua yang terjadi itu menjadi hal yang berkesan tentulah hati ini tidak akan lagi mengenal sebuah ‘penyesalan’,akan lebih tertuju pada sebuah kata ‘perbaikan’ dan sebuah ‘pembelajaran’. Ketika kita akan mengeluhkan dengan masa lalu yang menurut kita tidak sepantasnya terjadi, maka segeralah kita ingat bahwa kita yang sekarang adalah dibentuk dari masa lalu. Kita terseyum hari ini karena kita pernah menangis dimasa lalu. Kita sampai pada detik ini karena telah berhasil melewati masa lalu.
            Sahabatku…
Janganlah kita terjebak pada sebuah waktu. Waktu itu sesuatu yang memang tidak dapat dibeli dengan apapun. Uang, jabatan, keturunan, bahkan sekalipun tangisan kita tidak akan mampu mengembalikan detik yang telah hilang. Detik yang telah kita sia-siakan tanpa disadari. Ini sebuah catatan yang harus menjadi alarm dalam hidup kita. Bahwa waktu tidak akan kembali. Lantas yang menjadi pertanyaan bisakah kita merubah  masa lalu?. Sahabatku…untuk mengembalikan waktu itu tidak mungkin, namun untuk mengubah kenangan itu adalah hal yang mungkin. Ingatlah satu kejadiaan yang paling sulit untuk kita terima, secara otomatis otak kita memproses setiap hal yang pernah terjadi ketika itu. Yah..semua rasa yang dulu kita rasakan akan terulang. Maka disaat itulah sadarkan bahwa kita mengingatnya adalah untuk merubah suasana dimasa itu. Dari keadaan sakit, kecewa, marah, dan perasaaan lain yang terasa hal itu buruk,  sadarkan dengan mengubah semua emosi itu menjadi sebuah perasaan ikhlas, sadarkan  bahwa kita yang sesungguhya menjalani hidup adalah ‘sekarang’ disaat mengingat itu, dan kejadian itu hanya lah sebuah tutorial untuk kita belajar.
Masa lalu itu bukan untuk dilupakan. Dengan memaksakan kehendak waktu, mencoba menghilangkan dalam ingatan kita apa yang telah terjadi. Hal itu justru hanya akan membuat kita kembali mengingat lebih banyak hal-hal dan peristiwa dimasa itu.
Rasa kecewa kita pada masa lalu hanyalah masalah waktu. Andai saja sejenak kita benar-benar pahami bahwa waktu menentukan apa yang akan kita rasakan dan juga didapatkan. Pernahkah kita merasa bahagia dengan sebuah mimpi indah dimasa depan, dengan hal-hal indah yang kita rangkai. Kita bahagia  seakan kita benar-benar merasaknya, padahal hal itu belum terjadi sama sekali. Bagaimana itu terjadi? Jawaban paling sederhana karena otak kita merespon apa yang kita pikirkan. Aktifkan bawah sadar kita yang mempunyai sekitar 88% persen pengaruh dalam kehidupan.  Saat kita mengingat masa lalu yang menyakitkan maka otak kita pun memutar memori masa lalu yang menyakitkan itu. Maka dari itu sahabatku, jangan pernah meyalahkan masa lalu dan jangan terlalu mengkhawatirkan masa depan. Karena hidup kita yang sebenarnya adalah hari ini. Hari ini, hari dimana kita akan memaknai setiap masa lalu, dan dihari ini pula kita akan membentuk masa depan kita.
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (Qs. Al-Asr; 1-3).
Jangan mau rugi menyesali masa lalu, jangan mau diberi harapan palsu dengan angan-angan masa depan penuh kekhawatiran semu. Waktu itu adalah kerugian. Syarat agar waktu tidak rugi yakni beriman, mengerjakan kebajikan, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Tidak ada komentar :