Elegant Rose - Working In Background Coretan NiiFiYa: Garis Kehidupan yang Kau Benci, adalah Kehidupan yang Dicintai

Jumat, 03 Juni 2016

Garis Kehidupan yang Kau Benci, adalah Kehidupan yang Dicintai



G

What are you thinking about?
What have you done?
Al limaanu yaziidu wayanqush
(iman itu bertambah dan berkurang, naik dan turun)

Yaziidu biththaa’ah, wayanqush ubilma’shiyah
 (bertambahnya oleh sebab ketaatan dan berkurangnya karena kemaksiatan)

(Imam At_Tirmidzi)

Suatu hari, seorang mahasiswa di Universitas Negeri tengah mengeluh dengan banyaknya tugas dari seorang dosen. Merasa mulai jenuh dengan  namanya perkualiahan. Sampailah ketika Allah memberikan satu pelajaran melalui seorang lelaki yang tidak seberuntung dirinya. Hari itu, anak-anak bersukaria karena tidak ada dosen. Mungkin, itu adalah bagian dari kisah perjalanan seorang mahasiswa akan senang apabila dosen tidak masuk kelas.
Dari luar pintu, seorang lelaki berkacamata masuk ke kelas menawarkan donat. Hanya dua box kardus kecil yang berisi sekitar 7-10 donat. Ia menawarkan dengan kata-kata yang kurang pasih. Tidak ada yang membeli seorang pun. Kemudian keluar kembali. Entah bagaimana perasaannya ketika dagangan yang ia tawarkan tidak ada yang membeli bahkan sekedar merespon. Melihat peristiwa ini, mahasiswa itu mengikutinya hingga ke luar kelas. Mungkin, hanya sekedar basa-basi saja menanyakan nama dan jurusan. Alangkah terkejutnya  mahasiswa ini, ketika mendapat jawaban dari lelaki ramping dengan kulit sawo matang penjual donat. “Aku bukan mahasiswa disini, aku tidak mau jadi mahasiswa, Aku hanya ingin ikut belajar agar bisa merasakan bagaimana rasanya jadi mahasiswa,” ujarnya. Ternyata dia hanya seorang lelaki penjual donat.
            Itulah sahabat, sepenggal kisah dalam keseharian kita. Kita membenci kehidupan, mengeluh dengan apa yang ada pada diri kita, padahal diluar sana ada orang yang mengingkan kehidupan kita, berharap merasakan apa yang kita rasakan. Mulai dari sekarang marilah kita bersyukur dengan yang kita punya, mengoptimalkan apa yang telah Allah amanahkan.
In the middle of difficulty lies opportunity. Begitulah pesan dari Albert Einstein.

Tidak ada komentar :