Meluruskan Langkah…
Tertulis indah rangkaian naskah cinta
dari segala kebaikan sang pembawa Cahaya Rasulullah Saw. Setiap perkataan,
perbuatan, dan tindakannya selalu mengajarkan hikmah bagi kita yang ingin
meneladani kehidupan manusia pembawa cahaya untuk dunia. Dikabarkan dari Amirul
Mukminin Abi Hafsh, Umar bin Khattab sebuah kepastian yang semestinya
menjadi pijakan dalam hidup ini. Kita tentu sudah tidak asing dengan sebuah
hadits tentang “Pahala Amal itu Tergantung Niatnya”.
Amirul mukminin Abi Hafsh, Umar bin Khattab ra berkata. “Saya
mendengar Rasulullah saw, bersabda, ‘Sesunggguhnya amal perbuatan itu
tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang
diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya maka ia akan
sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya menuju dunia yang akan
diperolehnya atau karena wanita yang akan dinikahinya, ia akan mendapatkan apa
dituju”. (Diriwayatkan oleh dua ahli hadits:
Abu Abdullah Muhammad Ismail bin Mughirah bin Bardaubah Al-Bukhari dan
Abu Husain Mislimbin Al-Hajj bin Muslim Al-Quraisy An-Nasaiburi, didalam kitab
yang paling Shahih diantara semua kitab Shahih).
Masya Allah sahabatku, begitu lembut
Rasul menyampaikan hikmah kepada kita. Bila kita cermati secara seksama makna
hadits tersebut, maka jelaslah apa yang akan kita dapatkan adalah sesuai dengan
apa yang kita niatkan.
Begitu terasa sulit
langkah pertama untuk menggoreskan tetesan tinta ini. Dalam ketidaktahuan,
memulai sebuah kata. Menggores pena ini, terasa tak pantas rasanya. Tapi…dunia
mengajarkan untuk kita selalu berputar berjalan di semesta Tuhan, bahkan setiap
saat kita dibawa berjalan mengelilingi luasnya Rahmat Illahi karena hidup bukan
untuk diam.
Marilah kita sejenak meluangkan
waktu memeriksa kembali tujuan kita selama ini. Hadirkan hati yang damai, hati
yang tanpa sedikit pun terdapat sebuah kegelisahan, hadirkanlah sejenak. Kita
mulai menata hidup kita, dengan mengenali sejauh apa kita telah melangkah ke
tempat tujuan.
Sahabatku….memulai sebuah langkah dalam perjalanan, itu
adalah kunci sebuah ketercapaian. Marilah kini tentukan akan dibawa kearah manakah
perjalanan hidup kita? Menapaki langkah mulia sang pembawa pelita yakni Rasulullah saw, ataukah
melangkah tanpa sebuah sejarah?
“Hidup kita dalam genggaman Allah, tapi tujuan hidup, kita yang
menentukan dalam Ikhtiar”
Jika tujuan hidup
kita salah, tentulah langkah kita juga
salah. Oleh sebab itu, marilah kita menetapkan tujuan mulia hidup ini. Berjalan
dalam cahaya kebenaran. Allah! hanya Allah tujuan hidup kita.
Jangan pernah
mengeluhkan ketidakmampuan! Karena kita tercipta dari Kehendak Allah yang Maha
Kuasa. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, dalam kedekatan-Nya, Ia
mendampingi langkah kita sepanjang perjalanan. Namun, seringkali kita dijauhkan
dengan keluhan-keluhan yang hanya menyesakkan hati. Merasa ketidakadilan Tuhan.
padahal seandainya sedikit saja kita jujur pada hati, bahwa Dia tidak pernah
mengecewakan. Masih terlalu bodoh diri ini, untuk membuka tabir cahaya Illahi.
Sungguh, sekali lagi Dia Maha Penyayang, Dia tetap mengajarkan kita untuk
belajar.
Dari alam yang selalu memberikan pelajaran untuk dipikirkan. Dari
setiap kejadian yang menjadikan kita dewasa.
Kita sering disibukan dengan sebuah penilaian
tentang ketidakadilan hidup. Kehidupan yang dijalani tidak sesuai dengan harapan,
senyuman yang akan kita lukiskan begitu saja memudar, dan sebuah penantian tidak
kunjung datang. Tenanglah sahabatku…jangan kau penuhi dengan sangkaan-sangkaan
yang membuat hatimu terus gelisah.
Pernahkah kita berpikir, seandainya apapun yang kita ingikan akan
terwujud, lantas bagaimana cara kita untuk belajar ikhtiar?
Dalam setiap masalah, Allah mengajarkan hikmah. Ketika kehilangan
dalam bingkai itulah Allah mengajarkan kita tentang keikhlasan.
Allah menghadirkan pilihan agar kita belajar untuk memutuskan. Allah menjadikan permulaan kehidupan agar kita mempunyai tujuan sebuah
akhir kehidupan.
Sahabatku…
Apa tujuan hidup kita selama ini? Apakah selama ini kita telah
melupakan tujuan itu? Marilah sejenak
hening untuk memeriksa kembali dan menanyakan pada diri apakah tujuan hidup
ini?