Elegant Rose - Working In Background Coretan NiiFiYa

Senin, 23 Mei 2016



Meluruskan Langkah…
Tertulis indah rangkaian naskah cinta dari segala kebaikan sang pembawa Cahaya Rasulullah Saw. Setiap perkataan, perbuatan, dan tindakannya selalu mengajarkan hikmah bagi kita yang ingin meneladani kehidupan manusia pembawa cahaya untuk dunia. Dikabarkan dari Amirul Mukminin Abi Hafsh, Umar bin Khattab sebuah kepastian yang semestinya menjadi pijakan dalam hidup ini. Kita tentu sudah tidak asing dengan sebuah hadits tentang “Pahala Amal itu Tergantung Niatnya”.
Amirul mukminin  Abi Hafsh, Umar bin Khattab ra berkata. “Saya mendengar Rasulullah saw, bersabda, ‘Sesunggguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya maka ia akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya menuju dunia yang akan diperolehnya atau karena wanita yang akan dinikahinya, ia akan mendapatkan apa dituju”. (Diriwayatkan oleh dua ahli hadits:  Abu Abdullah Muhammad Ismail bin Mughirah bin Bardaubah Al-Bukhari dan Abu Husain Mislimbin Al-Hajj bin Muslim Al-Quraisy An-Nasaiburi, didalam kitab yang paling Shahih diantara semua kitab Shahih).
Masya Allah sahabatku, begitu lembut Rasul menyampaikan hikmah kepada kita. Bila kita cermati secara seksama makna hadits tersebut, maka jelaslah apa yang akan kita dapatkan adalah sesuai dengan apa yang kita niatkan.
            Begitu terasa sulit langkah pertama untuk menggoreskan tetesan tinta ini. Dalam ketidaktahuan, memulai sebuah kata. Menggores pena ini, terasa tak pantas rasanya. Tapi…dunia mengajarkan untuk kita selalu berputar berjalan di semesta Tuhan, bahkan setiap saat kita dibawa berjalan mengelilingi luasnya Rahmat Illahi karena hidup bukan untuk diam.
Marilah kita sejenak meluangkan waktu memeriksa kembali tujuan kita selama ini. Hadirkan hati yang damai, hati yang tanpa sedikit pun terdapat sebuah kegelisahan, hadirkanlah sejenak. Kita mulai menata hidup kita, dengan mengenali sejauh apa kita telah melangkah ke tempat tujuan.
            Sahabatku….memulai sebuah langkah dalam perjalanan, itu adalah kunci sebuah ketercapaian. Marilah kini tentukan akan dibawa kearah manakah perjalanan hidup kita? Menapaki langkah mulia sang  pembawa pelita yakni Rasulullah saw, ataukah melangkah tanpa sebuah sejarah?
“Hidup kita dalam genggaman Allah, tapi tujuan hidup, kita yang menentukan dalam Ikhtiar”
            Jika tujuan hidup kita salah, tentulah langkah kita  juga salah. Oleh sebab itu, marilah kita menetapkan tujuan mulia hidup ini. Berjalan dalam cahaya kebenaran. Allah! hanya Allah tujuan hidup kita.
            Jangan pernah mengeluhkan ketidakmampuan! Karena kita tercipta dari Kehendak Allah yang Maha Kuasa. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, dalam kedekatan-Nya, Ia mendampingi langkah kita sepanjang perjalanan. Namun, seringkali kita dijauhkan dengan keluhan-keluhan yang hanya menyesakkan hati. Merasa ketidakadilan Tuhan. padahal seandainya sedikit saja kita jujur pada hati, bahwa Dia tidak pernah mengecewakan. Masih terlalu bodoh diri ini, untuk membuka tabir cahaya Illahi. Sungguh, sekali lagi Dia Maha Penyayang, Dia tetap mengajarkan kita untuk belajar.
Dari alam yang selalu memberikan pelajaran untuk dipikirkan. Dari setiap kejadian yang menjadikan kita dewasa.
 Kita  sering disibukan dengan sebuah penilaian tentang ketidakadilan hidup. Kehidupan yang dijalani tidak sesuai dengan harapan, senyuman yang akan kita lukiskan begitu saja memudar, dan sebuah penantian tidak kunjung datang. Tenanglah sahabatku…jangan kau penuhi dengan sangkaan-sangkaan yang membuat hatimu terus gelisah.
Pernahkah kita berpikir, seandainya apapun yang kita ingikan akan terwujud, lantas bagaimana cara kita untuk belajar ikhtiar?
Dalam setiap masalah, Allah mengajarkan hikmah. Ketika kehilangan dalam bingkai itulah Allah mengajarkan kita tentang keikhlasan.
Allah menghadirkan pilihan agar kita belajar untuk  memutuskan. Allah menjadikan permulaan  kehidupan agar kita mempunyai tujuan sebuah akhir kehidupan.
Sahabatku…
Apa tujuan hidup kita selama ini? Apakah selama ini kita telah melupakan tujuan itu?  Marilah sejenak hening untuk memeriksa kembali dan menanyakan pada diri apakah tujuan hidup ini?

Tidak ada komentar :