C
Cari Kejujuran dalam Dirimu dan Temukan Jawabannya
Aku tidak tertarik siapa dirimu, atau bagaimana kau tiba di sini.
Aku ingin tahu apakah kau mau berdiri di tengah api bersamaku dan
tak mundur teratur.
Aku tidak tertarik dimana atau dengan siapa kau belajar.
Aku ingin tahu
apakah yang menjagamu dari dalam, saat segala hal berjatuhan.
Aku ingin tahu apakah kau bisa sendirian bersama dirimu dan apakah
kau benar-benar menyukai temanmu di saat-saat hampa.
(Jean Houston, A Passion The Possible)
“Aku ingin tahu apakah yang menjagamu dari dalam, saat segala hal
berjatuhan”
Hal apa yang pertama kali
sahabat dipikirkan saat membaca kalimat ini?
Berbeda dari yang lain. Kemungkinan ini salah satu
jawaban dari banyaknya kemungkinan lainnya.
Berbeda dari lain. Terasing. Tidak biasa. Sudah jarang. Terkadang
tidak menguntungkan. Sulit dicari dan
tidak mudah dijalani. Berbicara apakah itu? Kejujuran.
Berbicara sebuah kejujuran. terlintas tanya dimanakah kini letak nilai sebuah kejujuran? masihkan ada orang
yang berpegah teguh terhadap sebuah kejujuran?.
Sahabatku…
Ketika kau
bertanya tentang kejujuran itu, dan jika
kau tidak menemukan orang yang dianggap jujur, maka disaat itulah dunia percaya
bahwa engkaulah seseorang yang mampu jujur, jujur pada diri sendiri, jujur pada
orang-orang disekitar kita. Jujur dengan apa yang kita lakukan, jujur melangkah membawa cahaya dan risalah agung
untuk disampaikan pada dunia yang kini mengharapkan kehadiran seorang pembawa
pelita.
Kejujuran kadang tidak selamanya
sesuai dengan harapan kita. Tapi percayalah pada hakikat sebuah kebenaran
adalah kebaikan. Allah tidak pernah menyia-nyiakan sebuah kebaikan. Bukankah
tidak ada yang lebih menepati janji-Nya? Dia telah berjanji bahwa balasan
kebaikan adalah kebaikan pula. Sungguh janji agung itu adalah sebuah prinsip
hidup untuk istiqomah dalam kebenaran.
Sahabatku…
Jangan pernah menyalahkan keadaan,
bahkan sampai berani menyalahkan Tuhan. Tapi bukan berarti pula, kita berhak
menyalahkan diri sendiri. Berhentilah kawan! Berhenti untuk menyalahkan apa
yang kau anggap salah. Bukan saatnya kita menyalahkan apapun atas apa yang
terjadi saat tidak seperti yang kita inginkan. “ Woyy…Ngomong sih gampang,
menjalaninya yang susah.” Terus harus bagaimana? yang harus kita lakukan salah satunya adalah berpikir bagaimana untuk
menjadikan semua hal ini menjadi sesuatu yang bermamfaat sebagai perbaikan dan
pelajaran yang berharga, sesuatu yang tidak
mungkin kita dapat dengan mudah.
Usaha kita dihargai Allah sahabatku…
Di hutan, kulihat dua cabang jalan terbentang
Kuambil jalan yang jarang dilalui orang
Dan itulah yang membuat segala perbedaan
(Robert Frost, The Road Not Taken)
Tiada balasan untuk kebaikan selain
kebaikan pula. Tiada kebaikan kecuali
diawali sebuah kejujuran. Jika kita tidak mampu untuk melihat hikmah dari
kejujuran kita dihari ini, percayalah dan nantikanlah sebuah rahasia besar yang
akan terungkap disuatu hari nanti. Sebuah cahaya kebenaran dan permata berharga akan kita dapat dengan kejujuran. Setiap hal
yang kita lakukan akan selalu dipertanggungjawabkan dihadapan Illahi. Cukuplah
kita mengharapkan penilaian dari Allah. Dzat yang Maha Kuasa Menyaksikan
sesuatu yang tidak dilihat oleh makhluk.
Jika hidup terus mengharapkan penilaian
manusia, yang kita temukan
hanyalah kelelahan, kelelahan yang tidak akan pernah bisa terpenuhi oleh
pujian-pujian sesaat. Jika dunia ini hanya bisa menawarkan sebuah kelelahan,
maka pilihlah kelelahan yang membawa manfaat, sebuah kelelahan yang membuat kekal
dalam keabadian. Lelahkanlah dirimu dalam menegakan keadilan, kelelahan dalam
menyampaiakan kebenaran, dan kelelahan lainnya yang akan bersaksi dihadapan
Tuhan. Saat kita lelah, segera tanyakan pada diri, “untuk apa telah kugunakan
tenaga ini hingga lelah ini hadir? Apakah lelah ini di jalan Allah atau lelah
yang hanya merugi?” Tanyakan pada hati, jawab dengan kejujuran dan temukan
jawabannya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar