Secercah Cahaya di Langit ‘Aqabah
“Dan Kami tidak mengutus seorang
Rasul pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku” (QS.
Al-Anbiya’:25)
Membuka lembaran bara semangat masa
lalu, kemudian dapatkan sebuah kabar tentang mereka yang memahami konsekuensi
Syahadatain. Ada sebuah ruh bernama ihtimaam. Kepedulian. Mereka yang mempunyai
kepedulian untuk ikut berjuang menegakkan kalimatullah. Kita yang telah mengikrarkan dua kalimat
persaksian, masihkan akan membiarkan barisan ini hanya dipikul oleh beberapa
orang saja? Ingatkah bagaimana sikap kaum Nabi Musa yang mengatakan, “Pergilah berperang kamu bersama Tuhanmu,
kami duduk-duduk menunggu disini.” Semoga kita tidak termasuk pada golongan
ini.
Kita berlayar sejenak pada satu
malam dimasa itu, sebuah pengakuan tulus dari pelaku ‘Aqabah. Ialah Ka’b ibn
Malik, menuturkan, “Kami tidur di tengah rombongan kaum kami. Setelah melewati
sepertiga malam, kami keluar dari rombongan menuju tempat yang sudah kami
janjikan untuk bertemu dengan Rasulullah Saw. Masing-masing dari kami satu
persatu berjalan mengendap-endap dengan langkah hati-hati, hingga akhirnya kami
berkumpul di bukit ‘Aqabah.”
Allahu Akbar… begitulah contoh para
jiwa-jiwa yang teguh pada pilihannya, bahkan sebelum ikrar syahadatain. Secercah cahaya di langit ‘Aqabah menjadi saksi keimanan dan keteguhan mereka pada konsekuensinya.
Quran surah Al-Balad ayat 11-17
memberikan jawabannya. Kata ‘Aqaba dalam ayat ini diterjemahkan ‘Mendaki lagi Sukar’. Apakah lokasi ‘Aqabah mendaki mendaki lagi sukar?
Jika memang demikian lantas bagaimana
bagi orang yang menempuhnya? Tentu
mereka adalah para pendaki yang percaya pada puncak pendakiannya ada keindahan.
Mendaki lagi sukar yang sesungguhnya akan lebih terasa ketika ditemui dalam
komitmen kehidupan, jejaknya dalam menempuh jalan dakwah.
“Berangkatlah kalian baik dalam
keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan
jiwa kalian di jalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika
kalian mengetahui.” (QS. At-Taubah:41).
How loyal are you to Allah?