Zero to Hero
Memulai Hero dengan Pertanyaan
What’s on your mind? Or What’s Up? Your current
status and Select your new status.
What’s happening?
Sudah tidak asing dengan pertanyaan-pertanyaan
diatas? Pastinya dong. Coba ingat-ingat dimana kita bisa menemukannya ? Facebook,
BBM, WA, Line, Twitter, atau sosial media lainnya?.
Sahabat… coba perhatikan, mereka saja perhatian
sama apa yang kita pikirkan, apa yang terjadi, sampai berita terbaru tentang
kita. Jangan hanya mau di kepoin sama dunia maya, sudah saatnya kita
bertanya pada diri sendiri di dunia nyata. Pertanyaan apa yang harus
dipertanyakan? Pertanyaan apakah yang belum kita jawab? Pertanyaan dari
siapakah yang sering kita lupakan?.
What’s
on your mind? Ketika ada pertanyaan ini kadang lebih mudah bagi kita menjawabnya.
Berbagai macam jawaban diberikan, ada yang menjawab (baca: menulis status)
dengan berbagai keluhan, menceritakan kebahagiannya, berbagi informasi, dan
jawaban-jawaban lain tentang apa yang dipikirkannya. Itu menandakan respons
yang besar terhadap suatu pertanyaan.
Lupakan sejenak tentang hal itu, kita mulai mencoba mengingat bahwa ada satu
pertanyaan yang sering kita lupakan. Satu pertanyaan dari Allah saja memerlukan
jawaban mendalam penuh penyadaran, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan?” pertanyaan yang membuat kita harus benar-benar menyadari
bahwa selama ini banyak nikmat Allah
yang kita dustakan. Saat hujan tiba, kita mengeluh dan berkata,
“Yah…hujan” padahal dibelahan dunia lain, orang-orang memohon agar
diturunkan hujan, di belahan semesta yang tidak kita kunjungi berbagai tumbuhan
bertasbih memuji Tuhan Alam membutuhkan air untuk keberlangsungan hidupnya,
juga mereka hewan-hewan yang berjalan di bumi Allah memerlukannya, lantas
mengapa kita mengeluh pada rezeki yang dianugerahkan-Nya. “Dan Dialah yang
meniupkan angin sebagai berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya
(hujan),…”(QS.Al-Araf: 57). Saat panas, kita sering mengeluh, “Akh…
panas banget sih hari ini.” Tanpa kita sadari, kita mengeluhkan yang dirasakan tapi melupakan pesan peringatan
didalamnya. Kita melupakan, bahwa panas matahari di dunia adalah sumber
kehidupan sebagai persiapan bekal menuju keabadaian, sedangkan panas tiada tara yang dikabarkan adalah panas
yang pasti keberadaannya. Panas yang mungkin didustakan oleh sebagian
orang adalah panas yang lebih dari apa
yang kita rasakan. Panas yang harus menjadi
peringatan bagi orang-orang beriman.
Sederhana saja., kita tidak perlu menjadi
sempurna, cukuplah kita pertanyakan yang ada jawabannya, meski sederhana ketika
kita mendapat jawaban yang istimewa itu akan membuat hidup kita jadi luar
biasa.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar