25 Januari 2015, Minggu
......Hitam, menyelimuti lembaran Langit di Kota ini........
Sekian ribu detik yang lalu aku menikmati Suatu Mahakarya yang begitu Sempurna, Puncak Pengunungan! namun, kini sunggguh didalam mobil kusaksikan gumpalan awan hitam hampir-hampir menutup lembaran langit.YUpz....mendung, seperti yang kusangka, Brrrrrrrr.... dengan cepat butiran air langit menyentuh bumi. Hujan lagi... Alhamdulillah, salah satu Rahmat Allah untuk hamba-Nya. "Ukh....pohon besar itu tumbang, untungnya tidak ke jalan, kalau ke jalan raya, akses perjalanan pasti macet nich... tidak disangka sebesar ini". Ujar seorang ibu bersyukur. Aku tersenyum, akhirnya hari ini mendapatkan ilmu dari alam raya. Musibah ialah Kasih Sayang Alam *_*. Adakah yang setuju???. Entahlah... tapi ini bagiku. Mengapa aku merasakan ini kasih sayang alam? jawabannya, karena alam adalah Makhluk Tuhan. Ia sayang kepada kita sebagai manusia, karena kita dan alam adalah sama-sama makhluk Tuhan. Yang mempunyai tugas yang sama, yakni untuk beribadah. Setiap makhluk mempunyai cara tersendiri untuk mengabdi pada penciptanya. Diamnya batu, bertiupnya angin, mengalirnya sungai, terbit dan terbenamnya matahari, bersinarnya bulan bintang dan fenomena alam lain, itu adalah bentuk ketaatannya pada Allah. Alam tunduk patuh pada penciptanya, sedangkan manusia? jelas-jelas banyak yang menjadi penentang Tuhan. Disinilah alam menujukan kasih sayangnya pada manusia, alam menegur manusia untuk mengingatkannya agar kembali pada Sang Maha Kuasa. Alam tidak ingin, tubuhnya terus didzalimi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, karena alam tahu, bukan dia yag merugi tapi manusia itu sendiri yang akan merasakan akibat dari kesewenang-wenangan perbuatannya. Allah tidak menyukai hambanya yang berbuat keruksakan dimuka bumi. Alam berharap, dengan ia menunjukan tegurannya yang disebut "Musibah" oleh makhluk yang bernama "Manusia", manusia akan tersadar tentang bagaimana seharusnya mengoptimalkan Sumber Daya Alam. Gunung-gunung mengeluarkan apa yang dikandungnya, angin berputar besar hingga menerbangkan atap-atap pelindung, air yang seharusnya mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah tapi justru sebaliknya, goncangan tanah hingga membelah lapangan, meruntuhkan bangunan-bangunan pencakar langit, dan masih banyak lainnya. Itu bukan berarti alam marah!!! Tidak... aku percaya alam tidak marah, kubuka Bahasa Hati untuk memahami Bahasa Alam. Setiap hal yang terjadi, alam ingin kita bertaffakur dengannya, bertanya dengan mempersiapkan jawaban kejujuran. Apakah ini Teguran? Apakah Ini Azab? Apakah ini Peringatan? Atau mungkin ini Anugrah??? Jika selama ini Musibah yang terjadi merupakan TEGURAN, mudah-mudahan menjadikan kita orang-orang yang menyadari kesalahan yang pernah diperbuat pada alam. Andai ini sebuah Azab, marilah kita berbondong-bondong lantas bergegas bertaubat dengan semurni-murni Tauhid kita untuk kembali pada-Nya agar hidup ini tidak berakhir dalam Kemurkaan-Nya. Jika ini sebuah peringatan, marilah kita buka pendengaran kita untuk menyimak apa yang akan disampaikan dan bagaimana yang seharusnya kita lakukan, marilah kita siapkan penglihatan untuk memperhatikan agar tidak mengulang kesalahan. Dan Aku Bersyukur jika musibah ini adalah Anugrah ;).Anugrah??? Bagaimana mungkin musibah jadi anugrah? maka sekali lagi gunakanlah bahasa hati untuk memahaminya. Berapa banyak orang yang kembali kepada Allah ketika ditimpa musibah? berapa banyak tetes air mata ketika musibah melanda, namun itu bukan lagi tetes air mata duka, tapi telah berganti menjadi tetes air mata Taubat Nasuha *_* . Semoga kita senatiasa Istiqomah dalam perjuangan Dakwah.
by : Kejora Y.Fitriyani
......Hitam, menyelimuti lembaran Langit di Kota ini........
Sekian ribu detik yang lalu aku menikmati Suatu Mahakarya yang begitu Sempurna, Puncak Pengunungan! namun, kini sunggguh didalam mobil kusaksikan gumpalan awan hitam hampir-hampir menutup lembaran langit.YUpz....mendung, seperti yang kusangka, Brrrrrrrr.... dengan cepat butiran air langit menyentuh bumi. Hujan lagi... Alhamdulillah, salah satu Rahmat Allah untuk hamba-Nya. "Ukh....pohon besar itu tumbang, untungnya tidak ke jalan, kalau ke jalan raya, akses perjalanan pasti macet nich... tidak disangka sebesar ini". Ujar seorang ibu bersyukur. Aku tersenyum, akhirnya hari ini mendapatkan ilmu dari alam raya. Musibah ialah Kasih Sayang Alam *_*. Adakah yang setuju???. Entahlah... tapi ini bagiku. Mengapa aku merasakan ini kasih sayang alam? jawabannya, karena alam adalah Makhluk Tuhan. Ia sayang kepada kita sebagai manusia, karena kita dan alam adalah sama-sama makhluk Tuhan. Yang mempunyai tugas yang sama, yakni untuk beribadah. Setiap makhluk mempunyai cara tersendiri untuk mengabdi pada penciptanya. Diamnya batu, bertiupnya angin, mengalirnya sungai, terbit dan terbenamnya matahari, bersinarnya bulan bintang dan fenomena alam lain, itu adalah bentuk ketaatannya pada Allah. Alam tunduk patuh pada penciptanya, sedangkan manusia? jelas-jelas banyak yang menjadi penentang Tuhan. Disinilah alam menujukan kasih sayangnya pada manusia, alam menegur manusia untuk mengingatkannya agar kembali pada Sang Maha Kuasa. Alam tidak ingin, tubuhnya terus didzalimi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, karena alam tahu, bukan dia yag merugi tapi manusia itu sendiri yang akan merasakan akibat dari kesewenang-wenangan perbuatannya. Allah tidak menyukai hambanya yang berbuat keruksakan dimuka bumi. Alam berharap, dengan ia menunjukan tegurannya yang disebut "Musibah" oleh makhluk yang bernama "Manusia", manusia akan tersadar tentang bagaimana seharusnya mengoptimalkan Sumber Daya Alam. Gunung-gunung mengeluarkan apa yang dikandungnya, angin berputar besar hingga menerbangkan atap-atap pelindung, air yang seharusnya mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah tapi justru sebaliknya, goncangan tanah hingga membelah lapangan, meruntuhkan bangunan-bangunan pencakar langit, dan masih banyak lainnya. Itu bukan berarti alam marah!!! Tidak... aku percaya alam tidak marah, kubuka Bahasa Hati untuk memahami Bahasa Alam. Setiap hal yang terjadi, alam ingin kita bertaffakur dengannya, bertanya dengan mempersiapkan jawaban kejujuran. Apakah ini Teguran? Apakah Ini Azab? Apakah ini Peringatan? Atau mungkin ini Anugrah??? Jika selama ini Musibah yang terjadi merupakan TEGURAN, mudah-mudahan menjadikan kita orang-orang yang menyadari kesalahan yang pernah diperbuat pada alam. Andai ini sebuah Azab, marilah kita berbondong-bondong lantas bergegas bertaubat dengan semurni-murni Tauhid kita untuk kembali pada-Nya agar hidup ini tidak berakhir dalam Kemurkaan-Nya. Jika ini sebuah peringatan, marilah kita buka pendengaran kita untuk menyimak apa yang akan disampaikan dan bagaimana yang seharusnya kita lakukan, marilah kita siapkan penglihatan untuk memperhatikan agar tidak mengulang kesalahan. Dan Aku Bersyukur jika musibah ini adalah Anugrah ;).Anugrah??? Bagaimana mungkin musibah jadi anugrah? maka sekali lagi gunakanlah bahasa hati untuk memahaminya. Berapa banyak orang yang kembali kepada Allah ketika ditimpa musibah? berapa banyak tetes air mata ketika musibah melanda, namun itu bukan lagi tetes air mata duka, tapi telah berganti menjadi tetes air mata Taubat Nasuha *_* . Semoga kita senatiasa Istiqomah dalam perjuangan Dakwah.
by : Kejora Y.Fitriyani
Tidak ada komentar :
Posting Komentar